Salah satu kerajaan di Jawa Timur yang memberikan jejak peninggalannya adalah Tumapel atau Singosari. Kisah mengenai masa kejayaan, penggulingan, dan - yang paling membedakan dari kerajaan lain - kekuatan kecantikan permaisurinya, Ken Dedes, sudah kerap kita dengar.
Candi Singosari atau juga dikenal dengan candi Ken Dedes berada di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Candi ini terletak di lembah antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna di ketinggian 512 meter dpl. Cara pembuatan candi ini dengan sistem menumpuk batu-batu andhesit hingga ketinggian tertentu, selanjutnya diukir dari atas ke bawah.
![]() |
Candi Singosari |
![]() |
Penjaga Candi |
Dari pengamatan, Ratu Ken Dedes cukup dominan dalam kisah kerajaan ini. Ratu Ken Dedes adalah permaisuri dari dua raja. Saat Tunggul Ametung memimpin kerajaan itu, Ken Dedes adalah permaisurinya. Tapi Ken Arok, seorang pengawal jatuh cinta pada sang permaisuri saat melihat sinar aura pada diri sang ratu, yang diyakini akan memberikan keturunan raja-raja. Ken Arok lalu membunuh Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes. Tak lama kemudian, Ken Arok menjadi raja berikutnya di Singosari.
Memang ada benarnya juga wejangan para orang tua dan juga kisah Adam dan Hawa di kitab suci. Kekuatan wanita akan menjadi kelemahan pria. Bukan sekadar pancaran kecantikan, "kekuatan" wanita juga dapat dijadikan senjata. Ken Dedes dengan aura kewanitaannya melakukan hal itu secara tidak langsung, karena konon Ken Dedes tidak mencintai Tunggul Ametung. Perkawinan mereka karean paksaan. Demikianlah kisah itu bergulir. Kecantikan wanita dapat membahayakan kaum pria.