Jam Gadang, Antara Kemegahan Dan Misteri

10:31 AM
Jam Gadang merupakan ikon wisata dari Kota Bukittinggi di Propinsi Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam raksasa ini berdiri dengan gagah dan megah di jantung kota Bukittinggi. Sebagai suatu ikon wisata, Jam Gadang sudah sangat terkenal baik di dalam negeri maupun mancanegara.

Jam yang dibangun pertama kali pada tahun 1926 ini adalah sebuah hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker yang kala itu menjabat sebagai sekretaris atau controleur Fort de Kock yang sekarang bernama Kota Bukittinggi pada masa pemerintahan Hindia - Belanda.

Jam Gadang
Jam raksasa yang memiliki mesin sama dengan jam raksasa di London, Inggris yaitu Big Ben ini memiliki tinggi 26 meter dengan area dasar bangunan berukuran 13 x 4 meter. Di menara Jam Gadang ini terdapat 4 buah jam di masing-masing sisi bangunan, dengan diameter masing-masing 80 sentimeter, yang mesinnya didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui Pelabuhan Teluk Bayur.

Saat Malam Pergantian Tahun
Arsitek yang beruntung merancang bentuk bangunan jam Gadang ini adalah Yazin Sutan Gigi Ameh, yang kala itu menghabiskan dana sebesar 3.000 gulden. Angka tersebut termasuk jumlah yang sangat besar pada waktu itu, sehingga banyak orang yang penasaran dan tertarik untuk melihat jam semahal itu.

Kontruksi bangunan ini tanpa menggunakan besi penyangga dan adukan semen, namun hanya menggunakan kapur, putih telur, dan pasir putih. Sejak didirikan pada tahun 1926 lalu, jam ini mengalami 3 kali perubahan pada bentuk atapnya, yaitu :

Saat Pemerintahan Belanda 
  • Perubahan pertama : pada masa pemerintahan Hindia - Belanda, atapnya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap timur diatasnya.
  • Perubahan Kedua : pada masa pendudukan Jepang, atapnya diubah menjadi bentuk Klenteng.
  • Perubahan Ketiga : setelah Indonesia merdeka, atapnya diubah menjadi bentuk gonjong atau atap rumah khas minangkabau, yaitu rumah Gadang.

Saat Pendudukan Jepang
Dibalik kemegahannya, terdapat keunikan sekaligus misteri yang menyelimutinya. Angka romawi yang terdapat pada jam tersebut terasa ganjil bila diperhatikan secara seksama. Yaitu pada angka 4 romawi, disana tertulis "IIII" seharusnya untuk angka 4 romawi yang benar adalah "IV". Sampai sekarang, alasan akan penulisan angka romawi tersebut belum jelas. 

Angka Misteri
Ada yang beranggapan, karena saat pembangunan jam itu menelan korban jiwa sebanyak 4 nyawa meninggal, ada juga karena alasan politik waktu itu, karena Belanda tidak menghendaki penulisan angka "IV" yang bisa diartikan "I victory" atau "aku menang", sehingga angkanya ditulis dengan "IIII". Mana alasan yang paling benar belum ada yang tahu pasti, dan menjadi misteri sampai sekarang.

Karena misteri angka tersebut, menara jam raksasa ini makin mengundang perhatian wisatawan untuk datang mengunjunginya. Untuk menuju lokasi jam Gadang ini sangatlah mudah karena berada di pusat kota Bukittinggi, apabila dari Kota Padang bisa ditempuh dalam waktu 2 jam saja. Karena kemegahan bentuk bangunan dan misteri didalamnya, membuat jam raksasa ini selalu ramai dikunjungi, baik oleh warga setempat maupun dari luar daerah.

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

6 comments

info yang bagus gan..trimakasih

Balas

sama-sama gan, trima kasih kunjungannya gan....

Balas

sekedar berbagi info saja gan....

Balas

jadi tau misteri tentang Jam Gadang sobat, terima kasih atas infomasinya... :)

Balas

sama-sama sob, terima kasih atas kunjungannya....

Balas