Goa Akbar. Terik mentari memapar Bumi Tuban, menemani setiap warganya melanjutkan aktivitas. Di Pasar Baru Tuban, riuh rendah percakapan antara penjual dan pembeli terus menggaung bagaikan orkestra kehidupan yang dinamis.
Namun, di tengah hiruk pikuk itu ada sebuah tempat yang menjanjikan ketenangan, kedamaian, keheningan, atau apapunlah namanya. Tepat di bawah tanah yang mereka pijak, tak lebih dari 10 meter dalamnya, ada sebuah goa yang dinding-dindingnya menyimpan rahasia masa lalu. Goa Akbar namanya, dialah saksi bisu segala kedigdayaan kota Seribu Goa tersebut.
Goa Akbar memiliki luas 1 hektar dan mengandung kisah religi yang sangat tinggi. Diceritakan, dulu Sunan Bonang mengetahui goa ini atas ajakan Sunan Kalijaga yang saat itu masih dikenal sebagai Brandal Lokajaya.Goa Akbar dijadikan sebagai tempat tinggal Brandal Lokajaya setelah diusir oleh ayahnya, Wilotikto, Bupati Tuban ke-9.
Goa Akbar |
Ketika memasuki goa, Sunan Bonang terpesona dan seketika berucap "Allahu Akbar". Sejak itulah goa yang terletak di tengah Kota Tuban itu disebut Goa Akbar. Versi lain diceritakan, bahwa di sekitar goa banyak dijumpai pohon Abar. Masyarakat setempat kemudian menyebutnya Ngabar. Kata "Ngabar" berasal dari bahasa Jawa yang berarti latihan.
Indah |
Konon, goa ini pernah menjadi tempat latihan ilmu kanuragan prajurit Ronggolawe, yang ketika itu berencana mengadakan pemberontakan ke Kerajaan Majapahit. Pemberontakan itu disulut oleh ketidakpuasan Ronggolawe atas pelantikan Nambi sebagai Maha Patih Majapahit. Karena seringnya dijadikan tempat latihan, goa dan daerah sekitarnya dijuluki Ngabar, yang kemudian menjadi nama dusun yaitu Dusun Ngabar, Desa Gedongombo, Kecamatan Semanding.
Dahulu, goa yang diperkirakan berusis 20 juta tahun ini sempat dilupakan dan menjadi tempat pembuangan sampah oleh masyarakat. Namun pada 1998, Pemkab Tuban berinisiatif membersihkan goa ini dan mengelolanya dengan baik.
Pagar Steinless |
Kini goa ini diisi berbagai fasilitas. Jauh dari perkiraan wisatawan tentang goa yang gelap dan berbau kotoran kelelawar, kini di dalam goa telah dibangun jalur dari paving block yang dibatasi oleh pagar steinless steel. Selain pagar pembatas, di lintasan sepanjang 1,2 kilometer itu tertempel larangan balik arah, agar pengunjung tidak sampai kebablasan tanpa memperhitungkan keselamatan. Di sana juga terdapat sumber air yang bernama Kedung Tirta Agung.
Ruang dalam goa tampak kian menarik dengan dekorasi lampu hias. Sinar lampu itu membantu menampilkan dimensi bebatuan yang mengagumkan.Sepanjang lintasan ini terdapat setidaknya tiga ruang besar semacam hall. Ruang besar ini kerap menjadi terminal pengunjung untuk bersantai sejenak.
Selain itu, di depan musholla terdapat ruang yang sangat luas yang dikenal sebagai Paseban Para Wali, atau tempat para wali menyampaikan fatwa dan ajaran agama. Paseban itu mirip ruang pertemuan. Stalaktit dan stalagmit juga seakan menjadi hiasan ruangan. Itu ditambah dengan adanya batu-batu besar yang terletak di bagian depan ruang, seakan menjadi podium bagi pembicara. Beberapa tempat di Goa Akbar akhirnya dipercaya sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah para sunan.